Viral! Boneka Labubu Ditarik dari Peredaran Setelah Digunakan Dua Lipa dan Rihanna! Ya, kamu tidak salah baca. Aksesori viral yang sedang meledak di TikTok dan dipakai oleh dua ikon global ini kini resmi dihentikan peredarannya. Keputusan mendadak ini mengejutkan penggemar di seluruh dunia dan memicu kekacauan di berbagai gerai, khususnya di Inggris.
Kamu pasti pernah melihatnya: Boneka kecil berbentuk monster lucu yang menggantung di tas fashionista dan influencer, kini lenyap dari toko. Tapi apa alasan sebenarnya di balik keputusan yang mendadak dan mengejutkan ini?
KENAPA VIRAL! Boneka Labubu Ditarik dari Peredaran Setelah Digunakan Dua Lipa dan Rihanna?
Penarikan Boneka Labubu dari peredaran bukan hanya sekadar keputusan internal. Ada kekacauan nyata di baliknya.
Boneka Labubu yang viral di TikTok jadi barang buruan setelah dikenakan Dua Lipa dan Rihanna. Fenomena ini tak hanya mendongkrak popularitasnya, tetapi juga menimbulkan masalah besar di toko fisik.
Pop Mart, produsen boneka ini, menyetop penjualan di semua 16 tokonya di Inggris demi alasan keamanan. Mereka menyampaikan bahwa langkah ini diambil demi menghindari potensi kerusuhan dan pengalaman belanja yang buruk bagi pelanggan.
Kerusuhan di Toko: Bukan Sekadar Hype
Situasi makin panas ketika para penggemar rela mengantre dari malam sebelumnya.
Di toko Stratford, London, suasana berubah jadi kacau. Victoria Calvert, salah satu penggemar, menyaksikan sendiri orang-orang berteriak, berkelahi, dan bahkan merasa takut saat ingin membeli Labubu.
Kondisi yang awalnya lucu dan penuh gaya, kini berubah menjadi ajang rebutan yang mengancam kenyamanan publik. Kegilaan terhadap Boneka Labubu berubah menjadi mimpi buruk dalam dunia retail.
TikTok dan Influencer Menjadi Katalis Utama
Pengaruh selebritas memang luar biasa. Saat Dua Lipa dan Rihanna tampil dengan gantungan tas Labubu, tren ini langsung meledak di TikTok.
Banyak pengguna membuat video unboxing dan memamerkan koleksi Labubu mereka. Salah satunya Jaydee, seorang eksekutif pemasaran yang menyebut bahwa reseller menghancurkan kesenangan tren tersebut.
Dia menekankan bahwa kehadiran Boneka Labubu yang viral seharusnya menjadi tren yang menyenangkan, bukan alat eksploitasi.
Harga yang Melesat dan Persaingan yang Tidak Sehat
Harga Labubu yang awalnya berkisar £13,50 – £50 kini meroket hingga ratusan pound di platform seperti Vinted dan eBay.
Banyak pembeli menjualnya kembali dengan harga fantastis. Bahkan ada yang mematok £100 untuk satu gantungan saja.
Penggemar sejati merasa terpinggirkan, karena stok terbatas dimanfaatkan oleh para pengecer untuk meraup keuntungan instan. Ini menciptakan ekosistem yang tidak sehat bagi komunitas penggemar.
MENGAPA PENARIKAN INI DINILAI SEBAGAI STRATEGI?
Di balik kekacauan, ada strategi marketing yang kuat dan disengaja.
Sarah Johnson dari Flourish Retail menyebut bahwa keputusan menghentikan penjualan Boneka Labubu adalah tindakan strategis. Merek koleksi seperti ini sering menggunakan kelangkaan sebagai senjata pemasaran.
Kelangkaan Meningkatkan Nilai
Pop Mart paham bahwa semakin langka sebuah produk, maka nilainya meningkat drastis. Inilah kenapa strategi ini disebut “alat ampuh” dalam menciptakan permintaan tinggi.
Ketiadaan produk menciptakan efek FOMO (fear of missing out), yang menyebabkan penggemar rela berburu ke mana pun.
Membangun Eksklusivitas dalam Dunia Mainan
Boneka Labubu yang viral sudah melampaui status mainan biasa. Ia menjadi simbol fashion dan status sosial.
Dengan membatasi stok dan menjual dalam “blind box”, Pop Mart menciptakan kesan eksklusif, di mana hanya yang beruntung bisa mendapatkannya. Inilah yang membentuk budaya kolektor yang fanatik dan loyal.
Reseller dan Ancaman Barang Palsu
Meningkatnya permintaan berdampak langsung pada aktivitas reseller dan munculnya barang palsu di pasar.
Ada kekhawatiran besar bahwa penggemar akan tertipu karena banyaknya replika yang tidak terverifikasi. Situs penjualan kembali kini menjadi ladang transaksi ilegal yang mengancam keaslian produk.
APA DAMPAKNYA BAGI PASAR DAN PENGGEMAR?
Penarikan ini bukan hanya soal keamanan, tapi juga memberi dampak besar pada ekosistem fans dan industri ritel.
Pengalaman Belanja Jadi Negatif
Pop Mart mengakui bahwa antrean panjang dan kekacauan toko bukanlah pengalaman pelanggan yang ingin mereka tawarkan.
Tujuan utama mereka adalah memberikan pengalaman yang menyenangkan dan positif. Namun ketika kerumunan tak terkendali mulai mengancam kenyamanan, merek pun terpaksa mengambil tindakan drastis.
Penggemar Kecewa, Tapi Tetap Menunggu
Walau kecewa, banyak penggemar tetap setia. Mereka menantikan rilis ulang Labubu di bulan Juni.
Namun, antisipasi ini hanya akan meningkatkan ekspektasi dan tekanan terhadap Pop Mart untuk menyediakan sistem distribusi yang lebih adil dan transparan.
Pengaruh Langsung pada Citra Merek
Susannah Streeter dari Hargreaves Lansdown memperingatkan bahwa kerumunan besar bisa merusak citra ceria Pop Mart.
Daya tarik yang awalnya lucu dan menyenangkan bisa berubah menjadi pengalaman stres dan tidak aman. Ini sangat bertolak belakang dengan identitas merek.
SOLUSI YANG DISIAPKAN POP MART
Pop Mart tidak tinggal diam. Mereka sudah menyusun rencana untuk mengatasi kekacauan dan meningkatkan pengalaman penggemar.
Mekanisme Baru Akan Diluncurkan
Pop Mart menyatakan bahwa mereka sedang mengembangkan sistem rilis baru yang lebih adil.
Dengan strategi distribusi yang lebih terstruktur, semua pihak akan memiliki kesempatan yang sama untuk membeli Boneka Labubu yang viral tersebut.
Kembalinya Labubu di Bulan Juni
Meskipun saat ini ditarik dari pasaran, Pop Mart berjanji bahwa Labubu akan kembali tersedia di toko fisik pada bulan Juni.
Tentu, ini membuat banyak orang bersiap dari sekarang. Momentum ini diprediksi akan menciptakan hype baru yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
Edukasi Konsumen Menjadi Kunci
Selain distribusi, edukasi kepada konsumen tentang barang asli dan palsu menjadi prioritas utama. Kepercayaan pelanggan harus dijaga dengan mengedukasi mereka melalui media sosial dan situs resmi.
Hal ini penting untuk menghindari penipuan dan memastikan pengalaman membeli tetap positif.
Viral! Boneka Labubu Ditarik dari Peredaran Setelah Digunakan Dua Lipa dan Rihanna! Ini Bukan Akhir, Tapi Permulaan
Viral! Boneka Labubu Ditarik dari Peredaran Setelah Digunakan Dua Lipa dan Rihanna! Tapi ini bukan akhir dari cerita. Justru inilah permulaan fase baru dari perjalanan sebuah fenomena budaya pop.
Kamu yang merasa tertinggal atau kecewa masih punya harapan. Dengan rencana peluncuran ulang yang lebih adil dan terstruktur, Pop Mart memberi sinyal bahwa mereka mendengar suara penggemar.
Tetap waspada terhadap boneka palsu dan bersiap untuk perburuan besar bulan Juni nanti. Karena Labubu bukan sekadar boneka—ia adalah simbol tren, gaya hidup, dan kekuatan komunitas online yang tak bisa diremehkan.